Batu Pandang Dieng, Pesona Pemandangan Telaga Warna dan Telaga Pengilon Dari Ketinggian
Akhir-akhir ini nama Batu Pandang Dieng mulai terkenal seiring dengan tersebarnya foto nan indah dari Batu Pandang tersebut diberbagai media baik elektronik maupun cetak. Dari tahun ke tahun jumlah wisatawan yang mengunjungi Batu Pandang Dieng terus meningkat. Hal ini membuat Kawasan Batu Pandang yang sebelumnya dipenuhi semak belukar akhirnya dibersihkan dan dibuatkan jalan oleh penduduk sekitar untuk memudahkan akses.
Saat saya mengunjungi Dataran Tinggi Dieng untuk kesekiankalinya, saya pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mencari lokasi Batu Pandang Dieng. Dari beberapa informasi yang saya dapatkan, akses terdekat menuju Batu Pandang Dieng dapat ditempuh dari Dieng Plateau Theatre yang berada dibukit sebelah atas Telaga Warna. Akses dari kawasan Telaga Warna pun sebenarnya bisa namun lebih jauh karena harus berjalan kaki sedikit memutar dan mendaki tebing bukit.
Kendaraan saya parkir di area Dieng Plateau Theatre kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki melewati jalan setapak yang ada di belakang bangunan. Kita tidak perlu panik tersesat saat menyusuri jalan setapak karena disepanjang jalan terpasang rambu-rambu petunjuk arah. Saat melewati sebuah persimpangan jalan, ada rambu-rambu yang mengarahkan saya pada tangga naik menuju Batu Pandang.
Beberapa puluh meter melewati jalan yang sedikit menanjak, saya menemukan sebuah pos retribusi masuk Batu Pandang Dieng. Sepertinya retribusi masuki Batu Pandang Dieng ini dibayarkan sendiri atau tidak sepaket dengan tiket terusan yang kami bayar saat memasuki kawasan Telaga Warna Dieng. Bukti retribusi yang kami dapat pun ternyata bukan tiket resmi dari pemerintah setempat namun hanya tiket biasa yang dibuat oleh penduduk sekitar. Saya tidak mempermasalahkannya dan segera membayar tiket untuk segera menuju Batu Pandang Dieng.
Selama perjalanan setelah melewati pos retribusi Batu pandang, pemandangan yang dominan terlihat adalah kumpulan batuan yang cukup tinggi dan membentuk susunan yang unik. Sesaat saya berhenti sejenak dan memperhatikan bentuk batuan tersebut. Jalan setapak yang menanjak melewati celah-celah batu yang berukuran besar tersebut. Dan ternyata susunan batu yang saya sangka unik tersebut adalah Batu Pandang Dieng.
Saya memanjat salah satu batu yang mudah didaki dan akhirnya saya melihat pemandangan Telaga Warna dan Telaga Pengilon dari atas ketinggian. Bentuk Telaga Warna dan Telaga Pengilon tampak utuh dikelilingi hutan lebat berlatar gunung Prau yang tertutup kabut pada bagian belakangnya. Selain itu, dibelakang Telaga Warna tampak jauh pemandangan Telaga Balekambang dan Kompleks Candi Arjuna. Di samping kiri terlihat dari jauh kawasan wisata Kawah Sikidang.
Batu yang saya pijak ini cukup sempit dan harus bergantian bila ingin melihat pemandanganTelaga Warna dan Telaga Pengilon dari atas ketinggian tanpa terhalang apapun. Sebetulnya dibelakang tempat saya berdiri masih ada batu yang memiliki ketinggian lebih tinggi daripada batu yang saya pijak. Batu tersebut merupakan batu paling tinggi diantara yang lain namun cukup sulit didaki oleh orang biasa dan berbahaya bila terjadi kecelakaan karena langsung jatuh ke bawah. Pada bagian puncak batu tersebut terdapat bendera merah putih sebagai petunjuk bahwa kawasan tersebut merupakan Batu Pandang Dieng.
Saya cukup lama berada di kawasan Batu Pandang Dieng sambil melihat pemandangan alam lain yang tidak kalah menarik. Suasana yang sepi saat hari biasa/kerja membuat saya tidak buru-buru meninggalkan tempat dengan pemandangan indah ini untuk bergantian dengan pengunjung yang lain. Meski cukup dekat, bawalah perbekalan secukupnya karena tidak ada penjual makanan di kawasan tersebut.
=== Tiket Masuk
Dewasa : Rp 10.000,-
Komentar
Posting Komentar